Tugas Akhir Konseling Qur'ani



Skrip Video Konseling Qur’ani

Kelompok
  • Yati (Ica)
  • Yuliyani  (Tetangga)
  • Riska (Ibu)
  • Nida Milati Robbiha (Konselor)
  • Gita Putri Utami (Selingkuhan)
  • Rahmat Hasanuddin (Ayah)

            Film pendek ini akan menceritakan tentang seorang anak yang membenci ayah kandungnya karena dulu ayahnya penah berselingkuh dengan wanita lain.

Scene 1. Int. Didalam Rumah (Pagi)
Cast: Ayah, Ibu, Ica
  • Suasana rumah yang sangat damai, terlihat sebuah keluarga yang harmonis.
  • Ayah, Ibu dan Ica berbincang-bincang di dalam rumah.
  • Ayah pergi ke ruang tamu untuk menerima telepon dari seorang wanita yang mengajak pergi keluar
Tami : “hallo, mas rahmat dimana? Keluar yuk?”
Budi (ayahnya ica): “Ayuk, tunggu aku ditempat biasa yah”
Tami: “ok”
  • Ayah berpamitan dengan Ica dan Ibunya karena ada pekerjaan kantor yang mendadak
Rahmat (ayahnya ica): “Ica, Bu, ayah pergi keluar dulu yah, ayah ada kerjaan mendadak dari kantor”
Ika (Ibunya Ica): “oh iya udah”
Ica dan Ibunya: “ hati-hati yah pak” 
Ayah: “iya”
  • Ica dan ibunya salim kepada ayah

Scene  2. Eks. Di pinggir jalan raya  (Pagi)
  • Suasana yang ramai dan terdengar suara bising kendaraaan
  • Rahmat memanggil Tami
Rahmat: “hey Tami” (melambaikan tangan)
Tami: “eh mas rahmat” (melambaikan tangan juga) “udah lama yah kita gak jalan, aku kangen nih”
Budi: “iyah sama aku juga kangen sama kamu tam”
·         Tami naik motor dan diboncengi oleh Rahmat
·         Bu yani (tetangga Pak Rahmat dan Bu Ika) melihat Pak budi bersama seorang wanita (Tami)
Yani: “Itu kan Pak Rahmat, ko sama cewek sih” menggerut sendiri

Scene 3. Eks. Dihalaman rumah Bu Ika (Siang)
·         Banyak tetangga yang sedang bergosip di luar rumah
·         Bu Yani datang dan bergabung
Yani: “ibu-ibu ada gosip terbaru loh, saya tadi pagi lihat Pak Rahmat sama cewek, boncengan lagi, kelihatannya sih mesra banget tau ibu-ibu”
Ibu-ibu: “masa sih bu? Ibu salah liat kali”
Yani: “nggak, saya pasti gak salah lihat, saya lihat dengan jelas kalau itu pak Rahmat bu”
·         Ika (Ibunya Ica) keluar dan mendengar apa yang bu yani ceritakan dan ia merasa tidak terima suaminya di tuduh selingkuh dengan Bu Yani
Ika (Ibunya Ica): “apa kamu bilang? Kamu pasti bohong, kamu pasti cuma mau memfitnah suami saya kan? Kamu iri melihat keluarga kami bahagia. Ngaku kamu, ngaku.” Marah-marah.
Yani: “Eh asal ajah yah kamu, ngapain saya memfitnah suami kamu, apa untungnya coba buat saya? Gak ada, gak ada untungnya buat saya memfitnah suami kamu yeeee, saya cuma mau cerita tentang apa yang saya tadi pagi lihat tau”
Ika (Ibunya Ica): “bohong kamu bohong yani” lalu ika pergi masuk kerumah dan menutup pintu dengan membantingnya.

Scene 4 Int. Ruang tamu (Malam)
·         Rahmat pulang dan mengetuk pintu rumah
Rahmat (Ayahnya Ica) mengetuk rumah dan mengucapkan salam “Assalamulaum, Ica ayah pulang, bukain pintu nak”
Ica: “Iya ayah bentar, ica cari kuncinya dulu”
·         Ika (Ibunya Ica) keluar dari kamar dengan membawa kunci untuk membukaan pintu untuk suaminya dengan wajah yang marah dan kesal
Ika (Ibunya Ica): Ngapain kamu pulang? Pergi kamu mas! Pergi! Aku benci sama kamu! Kamu sudah mengkhianati aku, aku benci sama kamu, pergiiiiiiiiiiii! Sambil menangis
Ica: ica bingung melihat ibunya tiba-tiba marah pada ayahnya, “ibu? Ibu kenapa?”
Rahmat (ayahnya Ica): “Apa maksud kamu bu? Kenapa kamu seperti ini? coba jelasin apa yang udah membuat kamu seperti ini sayang”
Ika (Ibunya Ica): jangan pura-pura gak tau yah, kamu fikir saya tidak tau jika kamu berselingkuh mas,kamu telah mengkhianati aku mas, aku malu sama semua tetangga, tetangga  kita sudah tau semua kalau kamu selingkuh, aku kecewa sama kamu mas” sambil menangis tersedu-sedu.
Ica: ”ayah selingkuh? Ayah jahat sama ica dan ibu, aku benci ayah, aku gak mau kenal ayah lagi, ayah jahat, mending ayah pergi dari sini” ica marah dan langsung memeluk ibunya yang sedang menangis
Ika (Ibunya Ica): iya mas, mending kamu pergi dari sini, aku minta cerai sama kamu” sedih, marah dan menangis
Rahmat: “Cerai? Ga aku gak mau cerai sama kamu, aku minta maaf, aku khilaf, tolong maafin ka” sambil berlutut pada istrinya.
·         Ika (Ibunya Ica) masih menangis dan karena Ica kesal dan merasa kasian terhadap ibunya yang sedang menangis, dia mengusir ayahnya pergi.
Ica: “pergi ayah, pergi, icah benci ayah”
Rahmat (Ayahnya Ica): tapi nak maafin ayah, tolong maafin ayah”
Ica: “nggak”

Scene 5. Int. Ruang Tamu. (Siang) keesokan harinya
·         Ika (Ibunya Ica) sedang menyapu dan Rahmat (ayahnya Ica) datang kerumah untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf pada Ica dan Ibunya
Rahmat: “Assalamualikum, Ika mas minta maaf, mas khilaf, tolong mas gak mau cerai sama kamu, mas janji mas gak bakal ngelakuin hal ini lagi, plis maafin mas”
 Ika: “ Apakah ucapan mas bisa dipegang?”
Rahmat: ”kamu bisa pegang ucapan mas, demi Allah mas gak akan lakuin ini lagi, kemaren mas khilaf, plis maaafin mas”
Ika: “iya udah aku kan beri kesempatan pada mas rahmat lagi, aku pecang omongan mas, kalau mas lakuin ini lagi, aku jamin kita akan cerai”
Rahmat: “ iya mas janji gak lakuin ini lagi”
·         Ica pulang sekolah
Ica: “Ayah? Ngapain ayah disini? Aku benci sama ayah, gara-gara ayah aku diledekin sama temen sekolah aku tau, pokoknya aku benci ayah” ica langsung lari kedalam kamar.
Rahmat: “nak maafin ayah”

Scene 6. Int. Ruang TV. (Siang)
·         Ica masih bersikap dingin pada ayahnya karena ica masih merasa kecewa pada ayahnya
·         Ika merasa sedih melihat ica bersikap dingin pada ayah kandungnya sendiri
·         Ika berniat untuk menemui seorang konselor agar dapat membantu menyelesaikan masalah ica yang membenci ayahnya kandungnya

Scene 7. Int. Klinik Konseling (Siang)
·         Ika datang ke klinik konsling
·         Ika: “Assalamualaikum”
·         Mila (Konselor): “Waalaikum salam (sambil menghampiri bu Ika) mari ibu masuk dan silahkan duduk”
·         Ika: “Oh iyah makasih”
·         Mila: “ ada yang bisa saya bantu bu?”
·         Ika: “Iya saya mau cerita tentang keluarga saya yang kurang harmonis bu”
·         Mila: “iya bu, Insyaallah saya bisa membantu ibu”
·         Ika: jadi begini bu, anak saya yang bernama Ica selalu bersikap dingin kepada ayahnya. Saya sudah berbicara pada Ica agar tidak bersikap dingin pada ayahnya dan untuk menghargainya, tetapi Ica selalu membantah dan tidak nurut pada ayahnya saya bingung harus seperti apa lagi cara ngasih tau pada Ica.” (sambil menangis)
·         Ika: “ Apakah sebelumnya Ica pernah mengalami apa sehingga membuat Ica bersikap dingin pada ayahnya?” (Tanya konselor pada Ika sambil memegang bahunya)
·         Mila: “ Iya bu, jadi ketika Ica kecil Ica pernah melihat saya bertengkar dengan ayahnya dan Ica melihat saya nangis histeris karena ayahnya yang dulu pernah selingkuh denga perempuan lagi. Dari situ sikap Ica selalu dingin kepada ayahnya dan Ica pernah bilang kalau ayah itu bukan laki-laki yang baik buat saya “
Ika: (konselor menenangkan Ibu Mila), “Bolehkah ibu membawa Ica bersama ayahnya ke tempat saya atau mungkin saya yang akan ke rumah ibu agar saya liat bagaimana sikap dingin Ica terhadap ayahnya?”
·         Mila: “Baik bu, besok saya akan balik lagi kesini”


Scne 8 Di rumah (malam)
·         Ika : “Yah, Ca sini ibu mau bicara sama kalian” ayah dan Ica menghampiri ibu
·         Ica : “Ada apa bu?”
·         Rahmat: “ iya bu”
·         Ika: “ Besok kita pergi yuk pak, Ca!”
·         Ica: “kemana bu?” (Tanya Ica)
·         Ika:”udah ikut Ibu aja ya, pak Ca”
·         “Yaudah iya bu” (jawab ayah dan Ica)


Scene 9 Klinik Konselor (pagi hari)
·         Ika: “Assalamu’alaikum”
·         Mila: “Waalikum salam” (sambil menyuruh mereka masuk ke dalam ruangan
·         Ica : “Mau ngapain bu kita ke klinik Konselor? Katanya kita mau main?”
·         Ika: “ Ica duduk aja dulu ya, ayah juga duduk”
·         Mila: “Siapa namanya de?” (Tanya Ica)
·         Ica: “ ica”
·         Mila: “ ini siapa ca?” (sambil tunjuk ayah)
·         Ica: “ Ini ayah Ica”
·         Mila: “ Ca, saya boleh bicara sama Ica?”
·         Ica: “ iya boleh”
·         Mila: “Ica sayang gak sama ayah Ica?”
·         Ica: “ sayang, memang kenapa ibu Tanya seperti itu?” (menjawab sayang sambil mikir-mikir)
·         Mila: “ Ica yakin sayang sama ayah Ica?”
·         Ica: “ kenapa sih, bu ini maksudnya apa. Kita pulang aja yuk bu!”
·         Ika: “ iya bentar yah ca”
·         Mila: “ Ica,  sayang sama ibu?”
·         Ica: “ iya Ica sayang banget sama ibu”
·         Mila: “Coba sekarang Ica bilang sama ayah dan ibu kalau Ica sayang banget sama mereka”
·         Ica: (Ica meluk ayah dan ibunya) namun Ica meluk ayahnya hanya sesaat berbeda dengan ibunya.
·         Mila: “ Ica kenapa ko saya perhatiin seperti yang kurang saya ayah ya? Ica boleh cerita atau Ica mau ngeluarin apa yang ada di beban pikiran ica?” akhirnya Ica bercerita pada Konselor tentang sikap Ica yang selalu dingin pada ayah.
·         Ica: Bercerita sambil menangis dan terbayang ketika ayah dan ibunya bertengkar, ayah dan ibu Ica pun ikut menangis.
·         Mila: “ silahkan Ica keluarin semua beban yang ada pada pikiran Ica, Ica bilang sama ayah Ica kalo Ica gak suka liat ayah berantem sama ibu, coba Ica bayangin ayah Ica kerja nyari uang buat nafkahin Ica, buat nyekolahin biar Ica pintar dan menjadi orang yang sukses”
·         Mereka bertiga hanya menangis dan menangis
·         Mila: “ Ica percaya dengan keyakinan Ica?, Ica percaya dengan Al-quran? Bahwa anak tidak boleh membenci orang tua jangankan membenci Ca kita berkata Ahh saja Allah tidak suka. Allah telah menjelaskan agar kita sebagai anak tidak boleh membenci dan berkata Ah pada orang Tua dalam Al-quran surah Al-Isra ayat 23-24, dan juga terdapat dalam Surah Al-Luqman ayat 14.
·         Ica: “ Iya Ica tau, tapi Ica belum bisa nerima sikap ayah yang tega bermain dengan perempuan lain tanpa memikirkan perasaan Ibu dan Ica.”
·         Rahmat: “ Ca, ayah minta maaf! Ayah akui ayah sangat salah karena ayah menyukai perempuan lain, tapi sekarang ayah sudah sadar dan tidak akan berpaling pada perempuan lain lagi”
·         Ica: “ Jika hanya meminta maaf saja semua orang  juga bisa yah, mungkin Ibu bisa memaafkan ayah tapi Ica belum bisa memaafkan ayah.”
·         Mila: “Ica jangan bilang seperti itu, sekarang Ica mau ayah Ica seperti apa?”
·         Ica: “ Gak tau, intinya Ica belum bisa memaafkan kesalahan yang udah ayah lakuin pada Ibu dan Ica”
·         Mila: “ Tapi suatu saat Ica akan memaafkan ayah kan?”
·         Ica: “ mungkin, tapi sekarang Ica gak mau bahas ini lagi”
·         Ica langsung pergi dari klinik Konselor itu karena tidak mau membahas persoalan ayahnya yang membuat Ica marah.
·         Mila: sebaiknya ibu dan bapak kejar Ica dan berbicara secara pelan-pelan jangan sampai ada kekerasan ya. Besok atau lusa Ica pasti akan memaafkan kesalahan bapak.


Scin 10 klinik konselor (sore hari)
Beberapa minggu kemudia Ica kembali lagi ke Klinik Konselornya untuk bercerita kembali
·         Ica: “ Assalamualaikum”
·         Mila: “ waalaikum salam, Ica silahkan masuk ca”
·         Ica: “ Maaf kemaren Ica sempat kabur karena Ica masih trauma dengan kejadian ayah yang seperti itu” (Ica lanjut bercerita tentang ayahnya yang membuat Ica benci)
·         Mila: “ Apakah Ica akan bersikap seperti ini terus?, ca semua orang pasti mempunyai masa lalu dan pengalaman yang tidak baik, mungkin saja Ica juga mempunyai kesalahan ya bukan?, coba Ica bayangkan jika nanti Ica pulang ke rumah ayah Ica sudah pergi ninggalin Ica buat selamanya gimana perasaan Ica?”
·         Ica pun langsung menangis dan menjerit sambil memanggil ayahnya.
·         Ica: “ Iya sekarang Ica sadar bahwa Ica sayang sama ayah dan gak mau ditinggalin sama ayah sedangkan Ica belum meminta maaf pada Ayah” (sambil menyesal)
·         Ica langsung pulang dan meminta maaf pada ayahnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal tasawuf lebih dalam dengan 3 buku ini

Ahli Hikmah ( Ruqyah )

Jurusanku dan masa depan yang cerah menceriakan