Mengenal tasawuf lebih dalam dengan 3 buku ini
Nama :
Nida Millati Robbiha
NIM : 153400533
Jurusan :
Bimbingan dan Konseling Islam
Semester/Kelas : 6 (
Enam ) C
Dosen Pengampu : Ahmad
Fadhil, Lc., M. Hum
Mata Kuliah : Terapi Sufistik
TUGAS REVIEW BUKU
Assalamu’alaikum…
Bismillah.. sudah lama sekali blog ini saya
biarkan di makan waktu tanpa adanya tulisan baru yang bisa saya bagikan.
Kali ini saya akan mereview 3 buah buku
tasawuf, ini merupakan tugas yang diberikan oleh seorang dosen legendaris yang
ada di jurusan saya..hihi.. 3 buku itu di antaranya : Buku saku tasawuf
karangan Haidar Bagir, mengenal tasawuf ; pengantar menuju dunia Irfan, dan
Risalah Tasawuf; “Kitab Suci” Para Pesuluk.
Di bawah ini adalah hasil review 3 buku di
atas yang telah saya selesaikan. Semoga bisa bermanfaat untuk saya khususnya,
dan kalian yang membaca tulisan saya ini. Jika ada kekurangan mohon dimaafkan,
karena masih dalam proses belajar. Komentar, kritikan, maupun saran yang
membangun, saya tunggu dan terima.
Judul buku : Buku Saku Tasawuf
Penulis : Haidar Bagir
Penerbit : Arasy Mizan
Cetakan/hal : 2005/233 halaman
Mendengar kata tasawuf, yang terbetik dalam benak adalah
sesuatu yang berat. Sesuatu yang jauh, yang tidak terjangkau oleh akal awam
kita. Berpakaian serba putih, memelihara jenggot panjang dan menjauhi kehidupan
dunia, hidup dalam kekurangan ekonomi alias miskin, berpakaian lusuh, dan
mengasingkan diri untuk mendapatkan kekuatan spiritual yang hebat. Gambaran
itulah yang kerap dimunculkan, saat mendengar kata tasawuf, dan juga sufi (para
pelaku tasawuf).
Ini masih ditambah lagi
dengan pernyataan-pertanyaan ganjil atau nyeleneh yang seringkali susah
dipahami dan terkesan melanggar keyakinan umum kaum Muslim. Seperti ucapan Al
Hajjaj dan Ba Yazid Al-Busthami, misalnya `’Akulah Sang Kebenaran” (ana
Al-Haqq) atau `’Tak ada apapun dalam jubah – yang dipakai oleh Busthami –
selain Allah.”
Lalu, bagaimana dengan
pengalaman spiritual seseorang yang merasa dekat dengan Allah SWT ? Apakah dia
juga sufi dan merupakan hasil dari menekuni jalan tasawuf? Untuk menjawab
berbagai pertanyaan itu, Haidar Bagir, membahasnya dalam buku saku tasawuf ini.
Dalam buku ini, penulis
mengajak pembaca untuk membuka wawasan tentang tasawuf dengan menggunakan
bahasa yang lugas dan relatif mudah dimengerti mengenai tasawuf dan seluk
beluknya.
Haidar juga
`mengampanyekan’ tasawuf positif yang berdampak nyata dalam kehidupan pelakunya
sehari-hari. Pemahaman yang benar mengenai tasawuf positif, akan melahirkan
seorang sufi yang berakhlak baik. Tasawuf positif ini adalah sebuah pemahaman
atas tasawuf yang berupaya mendapatkan manfaat dari segala kelebihan dalam hal
pemikiran dan disiplin yang ditawarkannya seraya menghindari ekses-eksesnya,
sebagaimana terungkap dalam sejarah Islam. Selain itu, betapapun diembel-embeli
istilah `positif’, tasawuf ini tetap mempromosikan konsep Allah dalam dua
perwujudan, yakni perwujudan keindahan dan cinta (jamal) di samping perwujudan
keagungan dan kedahsyatan (jalal).
Tema tersebut
menggambarkan bahwa metode tasawuf merepresentasikan sifat Islam yang, selain
berorientasi syariat, juga menekankan metode cinta. Selama ini kita menganggap
bahwa cinta kasih itu kaitannya dengan agama Nasrani, sedangkan Islam identik
semata-mata dengan syariah, ketaatan pada hukum, disiplin pada hukum. Hal ini,
menurut penulis, merupakan akibat dari pemahaman secara eksklusif atas aspek
jalal (tremendum) Allah. Kita `lupa’ pada satu aspek lainnya.
Membaca buku ini, kita
diajak untuk mendalami sejarah tasawuf, aliran-aliran yang berkembang dalam
perjalanannya, dan manfaat dari menekuni jalan tasawuf dalam kehidupan modern
kita saat ini. Tujuan terpenting dari perjalanan itu adalah lahirnya akhlak
yang baik dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Buku ini mudah dipahami
bagi para pemula, meskipun akan lebih baik, jika penulisan kalimat-kalimatnya
tidak terlalu panjang. Terlepas dari kekurangan tersebut, buku ini memberikan
manfaat bagi orang yang selama ini penasaran dengan tasawuf dan hanya mempunyai
sedikit waktu untuk membacanya.
Judul Buku : Mengenal Tasawuf:
Pengantar Menuju Dunia ‘Irfan
Penulis : Muthahari Murtadha
Penerbit : Pustaka Zahra
Cetakan/hal : 2002/ 98 halaman
Buku ini ditulis oleh salah seorang arsitek utama
kesadaran baru Islam di Iran. Beliau juga merupakan dosen di salah satu
Universitas Negeri di Teheran, Iran. Selain sebagai pengajar filsafat, beliau
lebih aktif menyebarluaskan pengetahuan keislaman di kalangan masyarakat luas
dan lebih mengakrabkan para ulama terhadap persoalan-persoalan sosial agar
merangsang ide-ide reformis di kalangan ulama yang cenderung tradisional.
buku ini adalah salah satu hasil karya pemikiran beliau
dalam menyebarkan ide-ide atau gagasan dalam menunjang penyebaran keilmuan yang
beliau gagas. Buku ini bisa dijadikan bacaan yang cukup bagus untuk masyarakat
umum yang ingin mempelajari tasawuf.
‘Irfan (atau lebih dikenal dengan istilah tasawuf)
adalah salah satu di antara disiplin ilmu yang berasal dari bidang ilmu
keislaman dan dikembangkan untuk mencapai tingkat tinggi dalam pengalaman
duniawi. Sebagai sebuah ilmu pengetahuan dan disiplin akademis, ‘Irfan sendiri
mempunyai dua cabang, praktik dan teori.
Aspek praktik dari irfan menjelaskan dan menguraikan
hubungan dan tanggung jawab yang diemban manusia kepada dirinya sendiri, kepada
alam semesta dan kepada Allah. Sedangkan irfan teoritis berhubungan
dengan ontologi (ilmu pengetahuan tentang realitas wujud), serta membahas
tentang Tuhan, alam dan manusia.
Dalam buku ini, penulis menjelaskan dengan ringkas dan
padat kemudian menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Penulis juga mengulas
pembahasan yang sangat sistematis, dimulai dengan irfan sebagai sebuah
pengantar, teoritis dan praktik. Kemudian membahas syariat, tarekat dan
hakikat, dengan begitu agar pembaca dapat memahami setiap informasi dan wasawan
yang diterima melalui alur yang terstruktur secara sistematis. Dengan begini,
agar para pembaca tidak mengambang dengan isi yang disampaikan oleh penulis itu
sendiri.
Selanjutnya, penulis membahas tentang asal-usul irfan,
sejarah dan inti dari pembahasan irfan. Dimulai dengan mencecar berbagai
pertanyaan yang berhubungan dengan asal-usul irfan. Sebagai contoh,
masalah pertama yang timbul ialah apakah irfan itu sebuah disiplin ilmu
yang berasal dari tradisi Islam, seperti fiqih, ushul fiqih, tafsir dan ilmu
hadits? Atau apakah irfan merupakan salah satu dari ilmu pengetahuan
yang menemukan jalannya kedalam dunia Islam dari luar, seperti ilmu kedokteran
dan matematika, yang kemudian dikembangkan lebih dalam oleh Muslim di dalam
lingkungan peradaban dan budaya Islam?
Dari berbagai pertanyaan tersebut, maksud penulis agar
kepada para pembaca penasaran dengan pengetahuan tentang irfan itu
sendiri. Kemudian dapat membuka wawasan dan menggugah pola pikir masyarakat
luas agar dapat terkoneksi dengan baik gagasan yang ditulis oleh penulis.
Dengan bahasan yang cukup bagus dan konkrit membuat saya
berpendapat bahwa buku ini cukup bagus dalam membangun pola pikir yang sehat
serta membuka wawasan yang luas tentang irfan. Kemudian dengan ringkas
namun padat, buku ini menjelaskan apakah irfan itu, hubungannya dengan
Islam berikut segala seluk-beluknya, serta bagaimana seseorang bisa ‘menyatu’
dengan Sang Pencipta.
Judul Buku : Risalah Tasawuf: “Kitab
Suci” Para Pesuluk
Penulis : Ayatullah Ibrahim Amini
Penerbit : Intisyarat Syafaq
Cetakan/hal : 2002/347 halaman
Buku ini ditulis oleh
salah seorang tokoh intelektual yang berasal dari kota Najaf Abad, Isfahan. Beliau merupakan pengajar di Hauzah
Isfahandan di Hauzah Qom. Selain mengajar di dua tempat tersebut, beliau juga
menjabat sebagai anggota Dewan Pengasuh Universitas Imam Ja’far Shadiq a.s.
Corak berfikir beliau adalah mendidik masyarakat luas tentang tanggung jawab
manusia terhadap Tuhan, tanggung jawab manusia terhadap dirinya, tanggung jawab
manusia terhadap masyarakat, dan tanggung tawab terhadap makhluk Tuhan.
Buku ini merupakan salah
satu karya beliau dalam menyebarkan ide atau gagasan yang dapat mendidik
masyarakat berperilaku mulia. Perilaku merupakan tema yang selalu menjadi
perhatian besar para ulama Islam dan akan terus demikian sepanjang hidup.
Perilaku yang mulia itu sesuai dengan sifat dasar malaikat. Manusia yang
senantiasa berusaha menyempurnakan jiwanya akan semakin dekat dengan Allah Swt.
Dalam konteks
menyempurnakan jiwa, buku Risalah Tasawuf ini menduduki arti pentingnya bagi
para pesuluk (pejalan ruhani). Alasannya, buku ini memaparkan masalah-masalah
penyucian diri, pengenalan godaan setan, dan cara-cara menanggulangi
rintangan-rintangannya. Penulis menekankan bahwa menjalani jalan spiritual
tidak berarti mengabaikan dimensi sosial
si pesuluk. Bahkan mengabaikan mantra sosial insan akan menghalangi percepatan
jalan spiritual yang di tempuh.
Penulis mengawali
tulisannya dengan membahas penyucian diri yang berisi tentang penyucian diri
tujuan besar para Nabi as, dan hati dalam Al-Quran. Beliau memaparkan dengan
jelas dan padat bahwa diutusnya para Nabi untuk mengajarkan jalan penyucian
diri kepada manusia, dan membantu serta membimbing mereka dalam urusan yang
amat penting dan menentukan ini. Penyucian dalam diri manusia ini bersumber
dari hati yang mempunyai kedudukan yang sangat penting. Hati merupakan sumber
perilaku yang dilakukan oleh manusia. Barang siapa yang hatinya suci, maka akan
berperilaku mulia. Begitu pun sebaliknya, barangsiapa yang hatinya kotor, makan
akan berdampak pula dengan perilakunya yang kotor.
Selanjutnya, penulis
secara sistematis dan terstruktur membahas tentang pengosongan jiwa,
pengembangan dan penyempurnaan jiwa. Setiap tahap demi tahap yang dibahas
secara rinci dalam pembahasan ini agar pembaca mengetahui lebih dalam tentang
tahapan- tahapan yang harus dilalui bagi seorang pesuluk. Kemudian agar dapat
membuka wawasan dan membangun pola pikir yang jernih serta menggali lebih dalam
tentang keilmuan tentang penyucian jiwa ini.
Dengan membaca
petunjuk-petunjuk dalam buku ini, seseorang yang ingin berhasil dalam bersua
dengan Tuhannya tidak akan mengambang pola pikirnya untuk menempuh jalan
spiritual. Dengan bahasan yang lugas dan terperinci, buku ini sangat bagus dan
dapat dijadikan referensi bagi siapapun. Dalil dan data yang shahih
menjadikannya semakin relevan untuk dibaca. Mengenai kekurangan dari buku ini
sedikit saja masih banyak kata-kata yang asing bagi para pembaca awam atau
pemula sehingga akan dapat mengurangi pemahaman si pembaca tersebut.
Terima kasih banyak kepada pak Ahmad Fadhil,
yang telah memberikan tugas ini. Sangat bermanfaat, menambah wawasan dan
pengetahuan, terutama pengetahuan tentang tasawuf. Walaupun pas awal-awal
rasanya sangat malas sekali untuk membaca buku-buku itu.
Komentar
Posting Komentar