Konseling Sebaya dengan Pendekatan Al-Ma'tsurat


PENDEKATAN DO'A MA’ TSURAT


Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Konseling Nabawi. 


Nama                           : Nida Millati Robbiha
NIM                            : 153400533
Jurusan                        : Bimbingan dan Konseling Islam
Semester/Kelas            : V ( Lima ) C
Dosen Pengampu        : Ahmad Fadhil, Lc., M. Hum.


A.    Jadwal diskusi dan pembacaan Ma’tsurat

-          Pertemuan pertama : Jum’at, 06 Oktober 2017. setelah selesai mata kuliah Konseling Keluarga, saya dan teman-teman membaca Al-Ma’tsurat bersama-sama di dalam kelas pada sore hari.
-          Pertemuan kedua : Senin, 09 Oktober 2017. Setelah melaksanakan shalat Ashar, kami berkumpul di kostan Ika untuk mengadakan kegiatan diskusi dan pembacaan Al-Ma’tsurat
-          Pertemuan ketiga : Selasa, 10 Oktober 2017. Setelah mata kuliah Metodologi Penelitian, kami membaca Al-Ma’tsurat bersama-sama di dalam kelas pada sore hari.
-          Pertemuan keempat : Rabu, 11 Oktober 2017. Pada pagi hari sekitar jam 09.00 WIB kami membaca Al-Ma’tsurat bersama-sama sebelum memulai perkuliahan.
-          Pertemuan kelima : Rabu, 11 Oktober 2017. Pada sore hari setelah melaksanakan Ujian Tengah Semester mata kuliah Psikoterapi kami membaca Al-Ma’tsurat bersama-sama di dalam kelas.
-          Pertemuan keenam : Kamis, 12 Oktober 2017. Pada sore hari setelah melaksanakan perkuliahan mata kuliah Konseling Qur’ani, kami membaca Ma’tsurat bersama-sama di dalam kelas.

B.     Notulensi Diskusi

-          Diskusi pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama setelah pembacaan Ma’tsurat pada sore hari, saya dan teman-teman sekelompok mendiskusikan atau membicarakan mengenai evalusia acara yang telah kami selenggarakan yaitu acara perayaan Tahun baru Hijriyah yang bertempat di kampung Nagrek, Desa Ciketuk, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Bagaimana acara yang telah diselenggarakan tersebut, pertanggungjawaban terhadap dana yang telah digunakan..

-          Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua setelah pembacaan Ma’sturat pada sore hari, kami mendiskusikan tentang sejarah dan manfaat membaca Ma’tsurat.

Al-Ma’tsurat merupakan kumpulan dzikir dan do’a-do’a yang disusun atau dibuat oleh Hasan Al-Bana. Hasan Al-Bana adalah seorang Imam yang mana ia mendirikan Jama’ah Ikhwanul Muslimin, pada mulanya Al-Ma’tsurat ini ia buat ditujukan untuk para jama’ahnya.

Waktu yang baik atau yang paling utama untuk membaca Ma’tsurat itu adalah ada waktu pagi dan sore hari. Kenapa seperti itu? Karena jika kita membaca di pagi hari, itu sebagai permulaan untuk mengawali aktivitas kita agar Allah melindungi kita dari marabahaya. Dan sore hari sebagai penutup aktivitas kita yang telah dilaksanakan dan sebagai pelindung ketika malam hari.

Manfaat membaca Ma’tsurat di antaranya yaitu :
·         Rumah terlindungi dari gangguan setan
·         Dicukupi segala kebutuhan di Dunia
·         Disempurnakan/dilancarkan nikmat
·         Sebagai tanda syukur kepada Allah SWT
·         Mendapat keridhoan dari Allah SWT
·         Mewndapat pahala lebih banyak
·         Terhindar dari segala bahaya yang mengancam

-          Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga setelah pembacaan Ma’tsurat pada sore hari, kami tidak mengadakan kegiatan diskusi, karena waktu yang tidak memungkinkan untuk mengadakan kegiatan diskusi. Pada akhirnya kamipun mengadakan diskusi online, dengan sarana WhatsApp Grup yang telah kami buat. Pada saat itu kami mendiskusikan tentang bagaimana dada seseorang menjadi lapang dan bersinar.

Hidup dengan dada yang lapang adalah suatu nikmat yang sangat berharga dan dambaan setiap insan. Nabi Musa AS setelah beliau dimuliakan menjadi seorang Rasul, maka awal do’a beliau kepada Allah SWT “Berkata Musa : Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku,…. “ ( QS. Thoha : 25 ).

Banyak hal dalam tuntunan syari’at kita yang diterangkan sebagai tumpuan-tumpuan berpijak bagi seorang hamba agar senantiasa berhati lapang dan bercahaya.

Berikut ini beberapa pilar pelapang dada seorang hamba, disimpulkan dari keterangan Ibnul Qayyim :
·         Memurnikan Tauhid
·         Berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah
·         Berbekal ilmu syari’at
·         Kecintaan kepada Allah SWT
·         Dzikir

-          Pertemuan keempat
Setelah membaca Ma’tsurat bersama-sama sebelum memulai perkuliahan, kami mendiskusikan tentang materi-materi mata kuliah Filsafat Tasawuf yang telah disampaikan pada saat perkuliahan, baik oleh dosen pengampu maupun oleh teman-teman yang telah mempresentasikan tugas kelompoknya. Kami mendiskusikan mengenai pengertian Filsafat Tasawuf, bahwa Filsafat Tasawuf adalah Ilmu yang mempelajari dasar-dasar, pokok-pokok bagaimana cara kita menyucikan jiwa kita, dan mendekatkan diri kita kepada Allah. Selain itu kami membahas tentang Syari’at dan Hakikat serta membahas keterkaitan antara Psikologi dan Tasawuf. Karena pada saat itu kami akan melaksanakan Ujian Tengah semester.

-          Pertemuan kelima
Setelah membaca Al-Ma’tsurat bersama-sama di sore hari, pada pertemuan kali ini kami tidak mengadakan diskusi karena waktu yang sudah sangat sore.

-          Pertemuan keenam
Setelah membaca Al-Ma’tsurat bersama-sama, kami mendiskusikan tentang dampak positif yang dirasakan setelah beberapa hari membaca Al-Ma’tsurat bersama-sama. Kebanyakan dari kami pastinya merasakan ketenangan hati setelah membaca Al-Ma’tsurat.

C.    Persepsi pribadi mengenai pembacaan Al-Ma’tsurat sebelum mengawali diskusi

Persepsi saya mengenai pembacaan Al-Ma’tsurat bersama-sama, terutama sebelum melaksanakan diskusi bersama teman-teman sangatlah baik dan memberikan banyak manfaat. Yang tidak biasa membaca Ma’tsurat menjadi ikut membaca dan semoga menjadi terbiasa setelah bersama-sama membaca Ma’tsurat, bahkan yang tidak tahupun menjadi tahu.
Selain itu untuk saya pribadi, dengan membaca Al-Ma’tsurat besama-sama memberikan dampak yang positif, saya lebih merasakan ketenangan dan hati terasa lebih tentram. Selain itu, membaca Al-Ma’tsurat bersama-sama lebih mengeratkan tali persaudaraan di antara kami terutama dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Terima kasih kepada Bapak Ahmad Fadhil, Lc., M.Hum. selaku Dosen pengampu mata kuliah Konseling Nabawi yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Banyak manfaat yang saya dapat dari tugas ini, dan harapan saya ke depannya bisa terus melaksanakan pembacaan Al-Ma’tsurat baik ketika saya di rumah sendiri maupun ketika di kelas bersama dengan teman-teman. Mengisi waktu luang sebelum dosen datang dengan membaca Al-Ma’tsurat bersama-sama di dalam kelas.




 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal tasawuf lebih dalam dengan 3 buku ini

Ahli Hikmah ( Ruqyah )

Jurusanku dan masa depan yang cerah menceriakan